• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONFLIK BATIN TOKOH IBU DALAM ANIME OOKAMI KODOMO NO AME TO YUKI KARYA HOSODA MAMORU 細田守監督のアニメ『狼子供の雪と雨』の主人公であるハナの内側の競合 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONFLIK BATIN TOKOH IBU DALAM ANIME OOKAMI KODOMO NO AME TO YUKI KARYA HOSODA MAMORU 細田守監督のアニメ『狼子供の雪と雨』の主人公であるハナの内側の競合 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

1.1Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang

Karya sastra adalah karya seni bersifat kreatif yang memiliki nilai estetik (dalam arti seni) yang diwujudkan dalam bentuk bentuk novel, puisi, cerita pendek, drama, dan lain-lain (Noor, 2009:9). Salah satu bentuk karya sastra adalah drama. Istilah drama berasal dari bahasa Yunani dromai yang berarti berbuat. Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialog atau cakapan di antara tokoh-tokoh di dalamnya. Penokohan merupakan salah satu unsur penting dalam drama. Masing-masing tokoh dalam drama memiliki sifat, peran, masalah satu sama lain yang membuat tokoh-tokoh tersebut saling berinteraksi. Melalui interaksi, penonton dapat mengamati watak yang digambarkan oleh pengarang kepada masing- masing tokoh. Oleh karena itu, berbeda dengan prosa dan puisi, drama diciptakan tidak hanya untuk dibaca, melainkan juga untuk dipentaskan.

(2)

film beragam jenisnya salah satunya yaitu Film animasi atau umumnya disebut animasi saja merupakan salah satu bentuk drama yang merupakan hasil dari gambar tangan sehingga menjadi gambar bergerak. Di Jepang, istilah yang digunakan untuk menyebut film animasi adalah anime. Dalam pembuatannya biasanya dicirikan melalui gambar berwarna warni dengan berbagai lokasi dan cerita. Film animasi buatan Jepang memiliki ciri khas bila dibandingkan dengan negara lain, seperti Amerika atau bahkan Indonesia. Penggambaran tokohnya dibuat semirip mungkin dengan karakter asli, biasanya anime Jepang bercerita mengenai perjuangan seseorang untuk mendapatkan sesuatu. Grafik gambar yang ditampilkan dalam anime buatan Jepang sangat detil sehingga terkesan nyata.

(3)

Sumber data dalam penelitian kali ini adalah anime berjudul

Ookami Kodomo no Ame to Yuki. Ookami Kodmo no Ame to Yuki , sebuah

film animasi karya sutradara Hosoda Mamoru yang bercerita tentang perjuangan seorang tokoh Hana merawat kedua anak keturunan serigala. Film garapan Hosoda Mamoru ini merupakan salah satu film animasi terbaik di Jepang, dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang diraih seperti Mainichi Film Award tahun 2012 kategori film animasi terbaik, Japan Academy Prize di tahun 2013. Hosoda mengemas cerita mengenai perjuangan ibu dengan penuh kehangatan dan cinta kasih. Penggambaran tokoh begitu nyata, didukung oleh gambar yang begitu detail seperti asli membuat nilai tambah untuk anime ini. Cerita yang diangkat pun merupakan gambaran kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh seorang ibu dalam membesarkan anak, bedanya hanya terletak pada wujud daari sang anak itu sendiri, yang dalam anime ini digambarkan sebagai sosok anak keturunan serigala.

(4)

dalam pemahaman sastra karena adanya beberapa kelebihan seperti: pertama, pentingnya psikologi sastra untuk mengkaji lebih mendalam aspek perwatakan; kedua, dengan pendekatan ini dapat memberi umpan balik kepada peneliti tentang masalah perwatakan yang dikembangkan, dan yang terakhir penelitian semacam ini sangat membantu untuk menganalisis karya sastra yang kental dengan masalah-masalah psikologis (Endraswara, 2008:12).

Penulis mengambil judul “Konflik Batin Tokoh Ibu dalam Anime Ookami Kodomo no Ame to Yuki karya Hosoda Mamoru” dengan tujuan untuk mengetahui bentuk konlik batin yang terjadi pada tokoh ibu dalam

anime Ookami Kodomo no Ame to Yuki. Anime ini menggambarkan tokoh

Hana atau tokoh ibu yang mengalami berbagai macam koflik batin dalam membesarkan kedua orang anak keturunan serigala, yang memiliki kebiasaan dan tingkah laku berbeda seperti anak pada umumnya. Penulis akan meneliti menggunakan teori struktural dan teori konflik yang dikemukakan oleh Kurt Lewin.

1.1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah unsur intrinsik yang membangun anime Ookami

(5)

2. Apa saja bentuk konflik batin yang terjadi pada tokoh Hana dalam

animeOokami Kodomo, no Ame to Yuki ?

1.2. Tujuan Penelitian

Bertolak pada rumusan masalah di atas tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana unsur intrinsik yang membangun anime Ookami Kodomo no Ame to Yuki dan konflik batin yang terjadi pada tokoh Hana dalam anime Ookami Kodomo no Ame to Yuki .

1.3.Ruang Lingkup

(6)

1.4.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis tokoh ibu anime Ookami Kodomo no Ame to Yuki, menggunakan teori struktural dan teori konflik yang dikemukakan oleh Kurt Lewin untuk menganalisis konflik batin yang terjadi pada tokoh ibu. Ada tiga metode yang digunakan dalam penulisan, diantaranya:

(1) Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan kajian studi pustaka dengan teknik simak catat sebagai prosedur acuan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan topik atau masalah terkait yang akan diteliti nantinya. Informasi ini didapat melalui buku-buku ilmiah maupun non-ilmiah dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lainnya.

Langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut : Ditonton berulang-ulang, ditemukan dan dicatat konflik yang membangun pada anime Ookami Kodomo no Ame to Yuki, data diklasifikasikan berdasarkan data-data yang dibutuhkan untuk penulisan penelitian.

(2) Metode Analisis Data

(7)

objek penelitian, sedangkan teori psikologi sastra digunakan untuk menganalisis bentuk konflik batin yang terjadi pada tokoh ibu dalam

animeOokami Kodomo no Ame to Yuki.

(3) Metode Penyampaian Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan termasuk jenis data kualitatif karena, penelitian ini dilakukan menggunakan data berupa kalimat tertulis dan lisan, peristiwa-peristiwa, perilaku fenomena, dan pengetahuan obyek. Metode deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk konflik batin yang terjadi pada tokoh Hana yang dianalisis menggunakan teori psikologi sastra.

1.5. Manfaat Penelitian

(8)

1.6.Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini dapat dengan mudah dipahami, penelitian ini disusun dalam empat bab secara sistematisdengan urutan sebagai berikut:

Bab 1 merupakan pendahuluan, yang berisi latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab 2 merupakan bab tinjauan pustaka dan kerangka teori. Tinjauan pustaka dalam bab ini berisi tentang tinjauan terhadap penelitian-penelitian sebelumnya agar memungkinkan penneliti terhindar dari duplikasi. Kerangka teori yang terdapat dalam bab dua ini berisi tentang teori-teori atau konsep-konsep yang digunakan untuk acuan dalam melakukan penelitian.

Bab 3 Berupa paparan analisis, yang menjelaskan proses analisis terhadap anime ookami kodomo no ame to yuki.

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.1.Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tinjauan pustaka yang memuat paparan mengenai penelitian-penelitian sebelumnya dan landasan teori relevan yang digunakan dalam penelitian. Tinjauan pustaka dilengkapi dengan penjelasan singkat mengenai penelitian-teori penelitian yang dilakukan sebelumnya, sedangkan landasan teori yang digunakan dalam penelitian kali ini ada tiga, pertama teori struktural, kedua teori mengenai konflik yang dikemukakan oleh Kurt Lewin, ketiga teori mengenai psikologi sastra.

Beberapa penelitian mahasiswa yang melakukan penelitian mengenai konflik batin dengan pendekatan psikologi sastra, seperti:

Penelitian Setiane Mutia Nisa dan Tri Mulyani Wahyuningsih mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Fakultas Ilmu Budaya Program Studi Sastra Jepang yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Utama pada Film

(10)

berperan sebagai pengingat tindakan yang dilakukan oleh ego dengan berpegang teguh pada norma.

Penelitian Agustina Artalia Putri mahasiswi Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Sastra Jepang yang berjudul “Analisis Konflik Batin Tokoh Utama dalam Cerpen Kayoi no

Gyuntai Karya Tsutsui Yasutaka (2010)”. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis struktural berupa unsur intrinsik dan ekstrinsik dan teori konflik. Unsur intrinsik yang dibahas hanya unsur intrinsik yang mendukung konflik batin seperti tema, alur, latar dan penokohan. Sedangkan unsur ekstrinsik yang dibahas berupa latar belakang tokoh utama, adat dan kebiasaan masyarakat Jepang, dan perekonomian Jepang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh utama mengalami konflik dengan istrinya, atasan di perusahaan, dan musuh di medan perang yang berakhir dengan tokoh aku menjadi pihak yang kalah karena mati.

Penelitian Dewi Savitri mahasiswi Universitas Udayana Fakultas Sastra Program Studi Sastra Indonesia yang berjudul “Analisis Tokoh

Utama dalam Novel DD Elegi Seorang Penyanyi Dangdut Karya Ronierays”. Penulis menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud dan

(11)

(b) proyeksi, menutupi kekurangan dan masalah yang dihadapinya atau melimpahkan kesalahan yang dilakukan kepada orang lain, (c) rasionalisasi, motif nyata dari perilaku individu tidak diterima oleh ego.

Perbedaan penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian-penelitian yang penulis ungkapkan sebelumnya terletak pada objek penelitian. Penelitian ini menggunakan objek anime Ookami Kodomo no

Ame to Yuki karya sutradara Hosoda Mamoru. Sejauh ini belum ada yang

melakukan penelitian yang membahas mengenai objek yang sama dengan yang penulis gunakan.

2.2.Kerangka Teori 2.2.1. Teori Struktural

Strukturalisme adalah aliran ilmu dan kritik yang memusatkan perhatian pada relasi-relasi antarunsur (Noor, 2009:76). Teori struktural bertujuan untuk memaparkan secermat mungkin mengenai fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyuluruhan.

(12)

Teori struktural yang dipakai dalam penelitian kali ini hanya unsur intrinsik yang mendukung dalam memahami konflik batin seperti: tema, alur, latar dan penokohan yang akan diulas secara singkat.

2.2.1.1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, yang secara faktual akan dijumpai jika orang membacanya (Nurgiyantoro, 2012:23). Unsur intrinsik merupakan salah satu unsur pembangun yang ada di dalam sebuah karya sastra.

a. Tema

Menurut Hartoko & Rahmanto (melalui Nurgiyantoro, 2012:68) tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantik dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Tema berupa gagasan yang melatarbelakangi sebuah karya sastra yang terungkap secara tersirat maupun tersurat.

b. Alur

(13)

paparan mulainya peristiwa, berkembangnya peristiwa yang mengarah pada konflik, dan penyelesaian terhadap konflik.

Tahapan alur sebuah cerita : 1. Tahap Awal

Tahap awal sebuah cerita biasanya disebut sebagai tahap perkenalan. Tahap perkenalan berisi informasi penting mengenai cerita yang akan dikisahkan pada tahapan berikutnya. Fungsi pokok tahap awal sebuah cerita adalah memberikan informasi seperlunya yang berkaitan denngan pelataran dan penokohan. 2. Tahap Tengah

Tahap tengah cerita disebut juga tahap pertikaian, tahap yang menampilkan pertentangan atau konflik yang sudah disinggung sebelumnya. Konflik yang terjadi bisa berupa konflik batin atau inrenal, konflik eksternal, konflik antar tokoh atau pun konflik antara tokoh protagonis dan antagonis. Tahap tengah sebuah cerita merupakan bagian yang terpanjang dan terpenting karena menjelaskan isi kandungan cerita yang ingin disamapaikan oleh pengarang kepada pembaca. Pada bagian inilah, konflik yang terjadi semakin mendalam, meruncing dan menegangkan.

3. Tahap Akhir

(14)

kelegaan karena permasalahan yang terjadi mendapatkan penyelesaian dimana bentuk penyelesaiannya ditentukan oleh hubungan antartokoh dan konflik yang dimunculkan.

Alur dibedakan menjadi dua, yaitu pertama alur progresif (alur lurus), yaitu peristiwa yang dialami tokoh tersusun menurut urutan waktu terjadinya dengan memperhatikan kepentingan dalam membangun cerita. Kedua alur regresif (alur flashback), yaitu alur yang menggunakan gerak balik atau pelukisan peristiwa secara mundur, untuk menyelidiki kembali perjalanan seseorang yang seolah bergerak kembali kebelakang tanpa menurut urutan waktu.

c. Latar

(15)

d. Tokoh dan Penokohan

Sebuah karya akan menjadi lebih hidup apabila didukung dengan kehadiran tokoh-tokoh di dalamnya. Tokoh-tokoh tersebut tidak hanya berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga untuk menyampaikan ide, plot dan tema suatu cerita.

Cara yang digunakan pengarang menampilkan tokoh dalam suatu cerita disebut penokohan. Penokohan menunjuk pada sikap dan sifat yang dimiliki oleh tokoh yang ditunjukkan oleh pengarang melalui dialog dan gerakan tertentu. Melalui dialog dan gerakan yang ada dalam cerita pembaca dapat menyimpulkan sifat dan karakter dari tokoh dalam sebuah cerita. Masing-masing tokoh memiliki watak atau karakter yang berbeda satu dengan yang lain.

Metode yang digunakan seorang pengarang dalam menampilkan suatu penokohan dalam sebuah karya sastra menggunakan dua metode, yaitu :

a. Metode Langsung (Telling)

(16)

b. Metode tidak langsung (showing)

Pada metode ini pengarang memberikan kesempatan kepada para tokoh untuk menampilkan perwatakan mereka melalui dialog dan action. Metode showing mencakup dialog, tingkah laku, dan karakterisasi melalui dialog.

2.2.2. Psikologi Sastra

Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche dan logos. Psyche berarti jiwa, dan logos berarti ilmu, jika digabungkan maka psikologi memiliki arti tentang kejiwaan atau ilmu yang menyelidiki dan mempelajari tentang segala tingkah laku manusia, menurut Atikinson (Via Minderop 2011: 3).

Sastra adalah hasil karya seni kreatif yang objeknya berupa manusia dan kehidupannya. Karya sastra yang menggunakan bantuan psikologi disebut sebagai psikologi sastra. Psikologi sastra merupakan kajian sastra yang memandang karya sebagai aktifitas kejiwaan, pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah ke dalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannya (Endraswara, 2013:96).

(17)

Psikologi sastra dipengaruhi beberapa hal. Pertama, bahwa karya sastra merupakan kreasi dari suatu proses kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar dan selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk sadar (Endaswara 2003: 96). Keahlian pengarang dalam mengungkapkan ekspresi kejiwaan yang tidak sadar ke dalam sebuah cipta sastra sangat mempengaruhi kekuatan karya sastra.

Kedua, selain meneliti watak-watak tokoh dalm cerita kajian ini juga meneliti keadaan perasaan pengarang saat menyusun cerita. Emosional yang dituangkan oleh penulis lewat dialog-dialog dan watak tokoh yang dibentuk penulis membuat keorisinalitasan dalam sebuah karya semakin tinggi. Dalam menciptakan sebuah tokoh, penulis secara tidak langsung juga memberikan sifat yang ada dalam dirinya dan ditambah dengan sifat lain serta pengalaman pribadi penulis yang nantinya akan membentuk sebuah konflik. Penggunaan teori psikologi sastra ini nantinya juga dapat menganalisis sifat seorang penulis dengan tokoh yang diciptakannya. Masalah manusia yang digambarkan dengan konflik para tokoh, merupakan salah satu daya tarik psikologi sastra.

(18)

diciptakan dari imajinasi pengarang. Manusia dalam dunia nyata dan manusia dalam dunia khayal atau tokoh fiksi tidak memiliki perbedaan yang signifikan karena tokoh fiksi diciptakan oleh pengarang dengan memasukkan aspek-aspek kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia dalam dunia nyata. Tokoh fiksi menjalankan peran yang sama sehingga terkesan nyata dengan segala permasalahan yang seringkali dialami oleh manusia dalam dunia nyata.

Dalam pandangan Wellek dan Warren (1990), psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan penelitian. Pertama, penelitian terhadap psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Kedua, penelitian proses kreatif dalam kaitannya dengan kejiwaan. Ketiga, penelitian hukum-hukum psikologi yang diterapkan dalam karya sastra. Keempat, penelitian dampak psikologis teks sastra kepada pembaca (Endraswara, 2013:98).

(19)

2.2.3. Teori Konflik

Pengarang menggambarkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita dengan karakter yang berbeda satu dengan yang lain. Ketika tokoh yang ada dalam cerita saling berinteraksi akan menimbulkan sebuah konflik baik itu konflik antar individu, antar kelompok, maupun dengan dirinya sendiri atau yang biasa disebut konflik batin. Konflik merupakan bumbu dalam sebuah cerita, tanpa adanya konflik maka sebuah cerita akan berjalan biasa saja, dan terkesan membosankan. Pengertian konflik adalah masalah yang timbul karena tingkah laku yang dipengaruhi oleh adanya dua gagasan atau lebih atau keinginan yang saling bertentangan.

Menurut Nurgityantoro (2009:119), konflik batin adalah konflik yang terjadi di dalam hati, jiwa seorang tokoh atau tokoh-tokoh cerita. Konflik batin terjadi di dalam diri seseorang akibat adanya pertentangan dua gagasan, keyakinan, pilihan yang berbeda atau keinginan.

Masing-masing individu memiliki cara tersendiri untuk mengambil sikap atau tindakan ketika mereka dihadapkan pada suatu konflik. Pemilihan sikap ini bergantung pada masyarakat dan kebudayaan meskipun tidak sepenuhnya mutlak.

Menurut Dirgagunarsa (Sobur, 2007:293), umumnya konflik dapat dikenali karena beberapa ciri :

(20)

2. Konflik terjadi bilamana motif-motif memiliki nilai seimbang atau kira-kira sama sehingga menimbulkan kebimbangan dan ketegangan. 3. Konflik dapat berlangsung dalam waktu yang singkat, mungkin

beberapa detik, tetapi bisa juga berlangsung lama, berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Kurt lewin dalam buku Henry Clay Smith yang berjudul

Personality Adjusment (1961:47), menyebutkan bahwa konflik

memiliki tiga pola dasar yaitu: Pertama, konflik mendekat-mendekat (approach-approach conflict) konflik ini timbul apabila dalam waktu yang bersamaan berusaha untuk mencapai tujuan diantara dua kebutuhan yang bernilai sama. Kedua, konflik menghindari-menghindari (avoidence-avoidence conflict) konflik ini terjadi apabila disaat yang bersamaan harus memilih salah satu diantara dua yang bersifat negatif atau tidak menyenangkan. Ketiga, konflik mendekat-menghindari (approach avoidance conflict) konflik ini terjadi apabila dalam waktu yang sama timbul dua pilihan, pilihannya berupa pilihan positif dan negatif namun harus memilih satu diantara kedua pilihan tersebut.

(21)

BAB III

ANALISIS STRUKTURAL DAN KONFLIK BATIN TOKOH IBU DALAM ANIME OOKAMI KODOMO NO AME TO YUKI

3.1. Analisis Struktural

Pada bab tiga penulis akan membahas mengenai analisis konflik batin yang dialami tokoh ibu. Namun sebelum membahas mengenai konflik batin, penulis terlebih dahulu memaparkan pembahasan mengenai analisis struktural yang terdapat dalam anime Ookami Kodomo no Ame to Yuki. Adapun analisis struktural yang akan dibahas hanya unsur instrinsik yang berhubungan dengan konflik batin, seperti tema, alur, latar atau setting dan tokoh penokohan.

3.1.1. Tema

Tema merupakan makna yang dikandung dalam sebuah cerita. Tema berupa gagasan yang melatarbelakangi sebuah karya sastra yang terungkap secara tersirat maupun tersurat. Tema terbagi menjadi dua yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor adalah makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum suatu karya sastra. Sedangkan tema minor adalah makna yang hanya terdapat pada bagian –bagian tertentu cerita.

(22)

keturunan serigala. Tema ini dipilih sebagai tema utama karena mewakili seluruh cerita dari awal hingga akhir. Anime ini bercerita mengenai kehidupan Hana yang menikah dengan manusia serigala dan memiliki anak yang mewarisi darah sang ayah. Tak lama setelah mereka menikah, lahirlah anak pertama mereka yang diberi nama Yuki. Hana melahirkan anak pertama di apartemennya dibantu oleh sang suami tanpa bantuan dokter atau bidan karena ia khawatir akan mengejutkan mereka akan isi perutnya.

Seperti terlihat pada kutipan di bawah ini :

雪 : そ 小 ア ート 私 産 . 雪 日

.病院 産師 願い 自分

姿 子 供 生

医者

心配

Yuki : “Haha wa sono chisana apato de watashi wo umimashita. Yuki no hi deshita. Byouin de naku jyousanshi san ni mo onegaisezu jibun tachi dake de moshi ookami no sugata mo kodomo ga umareta shimattara oisya san tachi wo bikkurisasete simau to haha ga sinpaishita kara desu”. Yuki : “Ibu melahirkanku di apartemen kecil, saat itu sedang turun

salju. Mereka tidak pergi ke rumah sakit atau menyewa bidan. Mereka mengurusnya sendiri. Ibu ku sangat khawatir akan mengejutkan sang dokter akan isi perutnya dengan kemungkinan ia melahirkan seorang anak yang tampak seperti seekor serigala”.

(23)

Gambar 3.1. Hana melahirkan Yuki di apartemen tanpa bantuan dokter atau bidan.

Hana sama sekali tidak mengetahui cara membesarkan atau pun merawat anak serigala, karena anak serigala dengan anak manusia adalah dua hal yang berbeda. Ia menyesal tidak bertanya kepada suaminya bagaimana ia tumbuh sebelum akhirnya sang suami meninggal dunia. Satu-satunya cara yang dapat ia lakukan hanyalah belajar bagaimana cara membesarkan anak serigala dari buku yang dipinjamnya di perpustakaan karena ia pun tidak tahu harus bertanya kepada siapa mengenai hal ini. Seperti terlihat pada kutipan berikut :

雪 : 周 囲 人 々 相 談 わ

い 人 本 勉強 ”

Yuki : “Syuui no hitobito ni soudansuru wake ni wa ikanakatta haha wa hitori de hon de benkyousuru shika arimasendeshita”

Yuki : “Mengingat dia tidak bisa meminta bantuan atau nasihat dari orang lain, ibuku tidak punya pilihan lain selain belajar bagaimana membesarkan kami berdasarkan buku”.

(24)

Gambar 3.2. Hana belajar membesarkan anak serigala melalui buku

Anak pertama Hana, Yuki adalah anak yang lincah dan aktif. ia senang bergerak kesana kemari dan mencoba hal-hal baru yang belum ia ketahui. Suatu hari, ia tidak sengaja ia menemukan pengering pakaian di dapur dan menelannya seketika itu juga karena ia kira itu pengering pakaian yang ia temukan adalah makanan. Hana yang melihat Yuki terbaring lemas dan muntah-muntah langsung panik dan memberikan pertolongan pertama dengan membawanya ke dokter, namun ia bingung harus membawa ke dokter hewan atau ke dokter anak. Hana akhirnya memutuskan untuk berkonsultasi mengenai keadaan Yuki dengan dokter melalui telepon.

Seperti terlihat pada kutipan berikut ini :

雪 : 小児科 獣医 行 い

迷い..”

(25)

Yuki : “Dia tidak tahu membawa kami ke dokter anak atau dokter hewan”.

(25:18-25:23)

Gambar 3.3. Hana yang kebingungan akan membawa Yuki ke dokter hewan atau dokter anak

Hana sebisa mungkin menutupi identitas asli kedua anaknya yang merupakan keturunan serigala. Ia merasa tidak lagi aman bagi kedua anaknya tinggal di apartemen di perkotaan sehingga ia memutuskan untuk berpindah ke sebuah desa di kaki gunung. Tabungan yang ia miliki semakin menipis dan ia tidak memiliki pekerjaan, Jarak tempuh yang terlampau jauh dari perkotaan membuat Hana kebingungan mencari pekerjaan apa yang cocok dengan dirinya. Sehingga ia mencoba untuk memanfaatkan lahan di sekitar rumahnya dengan belajar bercocok tanam meskipun ia belum pernah mencoba sebelumnya. Seperti terlihat pada kutipan berikut :

花 : 節約 い

(26)

花 : 野菜 い作 い 思

雪 : 雪 作 !

Yuki : “ Korekara wa narubeku setsuyakushinai to” Hana : “Setsuyaku?”

Yuki : “Semete yasai gurai tsukureru youni naranai to natte omottene”

Hana : “Yuki mo tsukuru ! ”

Yuki : “ Lebih baik menjadi sehemat mungkin mulai dari sekarang

(27)

雪 : 話 い 笑 わ belaka. Sebagai fantasi yang tidak mungkin terjadi di dunia ini. Tapi percayalah, ini adalah kisah hidup ibuku. Seorang pria yang ia cintai adalah manusia daigaku no gakusei deshita. Jyugyouryou ha shougakukin de makanai seikatsu hi wa arubaito wo w a k e m o c h i s h i t e k u m e n s h i t e i m a s h i t a” . Yuki : “Ibuku adalah mahasiswa di sebuah universitas

nasional di pinggiran Tokyo. Dia membiayai kuliahnya dengan beasiswa, dan mengumpulkan uang untuk biaya hidupnya dengan mengambil b e b e r a p a p e k e r j a a n p a r u h w a k t u ” .

(02:05-02:18) 2. Tahap tengah

(28)

membawa Yuki ke dokter anak atau ke dokter hewan. Hana harus hati hati dalam memutuskan sesuatu untuk tetap menutupi identitas asli anaknya dari orang lain.

Hal ini terlihat pada kutipan berikut :

雪 : 困 病気 時 小児科 獣医

行 い 迷い

Yuki : “Komaru no wa byouki no toki desu. Shounika to jyuuisan dochira ni ikeba yoika mayoi…”

Yuki : “Masalah terbesar adalah ketika Yuki sakit. Dan dia tidak tahu akan membawa kami ke dokter anak atau ke dokter hewan”.

(24:59-25:19) 3. Tahap Akhir

Tahap akhir sebuah cerita berisi penyelesaian konflik yang terjadi pada tahap sebelumnya, memberikan jawaban atas persoalan yang terjadi pada tahap tengah. Hana membebaskan kedua anaknya Ame dan Yuki untuk memilih menjadi apa nantinya, antara menjadi seekor serigala atau menjadi seorang manusia. Namun, karena Hana merasa kehidupan dia dan kedua anaknya lebih baik setelah pindah ke desa, menjadi manusia adalah keputusan terbaik untuk kedua anaknya.

(29)

ternyata adalah seekor rubah hutan terluka dan ia harus mengambil alih peran gurunya demi menjaga kelestarian hutan.

Seperti yang terdapat pada kutipan dibawah ini :

(30)

3.1.3.Latar atau setting

Latar dalam sebuah cerita menunjukkan pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar terbagi menjadi tiga yaitu latar waktu, latar tempat dan latar suasana.

a. Latar tempat

Latar tempat mengacu pada lokasi tempat terjadinya peristiwa. Latar tempat dalam anime ini sebagian besar berada di apartemen Hana, dan di desa di kaki gunung.

Seperti terlihat dalam kutipan di bawah ini :

雪 : そ 小 ア ート 私 産 . 雪 umimashita. Yuki no hi deshita. Byouin de naku jyousanshi san ni mo onegaisezu jibun tachi dake de moshi ookami no sugata mo kodomo ga umareta shimattara oisya san tachi wo bikkurisasete simau to haha gashinpaishita kara desu”.

Yuki : “Ibu melahirkanku di apartemen kecil, saat itu sedang turun salju. Mereka tidak pergi ke rumah sakit atau menyewa bidan. Mereka mengurusnya sendiri. Ibu ku sangat khawatir akan mengejutkan sang dokter akan isi perutnya dengan kemungkinan ia melahirkan seorang anak yang tampak seperti seekor serigala ”

(31)

Gambar 3.4. Apartemen tempat Hana tinggal

Kuroda : “Machiyakuba de akiya no shoukai wo hajimetekare inakagurashi ga shitaitte hito ga bochibochi yatte kurundakedo tsutzuka nain danaa. Mite no touri nani mo nain da mono shougakkou mo byouin mo kuruma de sanjyu pun. Chuugaku ni agareba basu to densha de katamichi nijikanhanoufuku go jikan dayo ! ikura kankyou no ii tokoro de kodomo sodattetaitte ittatte. Machi no houga benri da tou omoukedone ” memerlukan waktu 30 menit menggunakan mobil. Dan sekolah menengah membutuhkan waktu 2,5 jam menggunakan kreta lalu bus, satu arah. Itu membutuhkan 5 jam perjalanan ! ini terlalu sulit, bahkan untuk seseorang yang ingin membesarkan anak mereka di lingkungan yang layak. Manurutku j a u h l e b i h e n a k t i n g g a l d i k o t a ” .

(32)

Gambar 3.5. Pemandangan Gunung terlihat dari rumah baru Hana di desa

b. Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan kapan terjadinya peristiwa yang terjadi di dalam sebuah cerita. Latar waktu yang terdapat dalam anime ini adalah pada saat turun salju dan musim semi. Waktu turun salju ketika Hana melahirkan Yuki dan musim semi saat hujan turun ketika Hana melahirkan Ame sekaligus meninggalnya manusia serigala.

Seperti yang terlihat pada kutipan berikut ini :

雪 : そ 小 ア ート 私 産 .

雪 日 . 病院 産師

願い 自分 姿

子供 生 医者

心 配

Yuki : “Haha wa sono chisana apato de watashi wo umimashita. Yuki no hi deshita. Byouin de naku jyousanshi san ni mo onegaisezu jibun tachi dake de moshi ookami no sugata mo ga umareta shimattara oisya san tachi wo bikkurisasete simau to haha ga sinpaishita kara desu.

(33)

sakit atau menyewa bidan. Mereka mengurusnya sendiri. Ibu ku sangat khawatir akan mengejutkan sang dokter akan isi perutnya dengan kemungkinan ia melahirkan seorang anak yang tampak seperti seekor serigala”. (17:35-17:50)

Gambar 3.6. Salju turun ketika Yuki lahir

雪: “弟 生 次 年 春. 雨 日

突然父 姿 見 . そ 日

父 何 考 い 分 赤 坊

狩 本 能 働 い

産 後 滋 養

Yuki : “Otouto ga umareta no ha sugi no toshi no haru.Ame no kotodesu Totsuzen chichi no sugata ga mienaku narimashita. Sono hi chichi ga nani wo kangaete ita no ka wakarimasen. Akachan ho no tameni kari wo suru honnou ga hataraita no kamo shiremasenshi. Sango sugu no haha ni jyou no arumono wo t a b e s a s e t a k a t t a n o k a m o s h i r e m a s e n ” Yuki : “Saudaraku lahir pada musim semi berikutnya. Itu

terjadi ketika hujan Tiba-tiba ayahku menghilang begitu saja. tidak ada yang tahu apa yang terlintas dalam benaknya pada hari itu. Insting alami berburu untuk anaknya mungkin yang terlintas dibenaknya, atau mungkin ia ingin memberikan ibu ku makanan, yang baru saja melahirkan seeorang anak ”.

(34)

Gambar 3.7. Hujan turun saat Ame lahir

c. Latar Sosial

Cerita anime ini terjadi pada jaman modern ketika Hana masih duduk di bangku kuliah sampai dengan Yuki yang berumur 12 tahun. Hana merupakan seorang mahasiswi di sebuah universitas di pinggiran Tokyo, ia membiayai hidupnya melalui beasiswa dan melakukan part time. Hana tinggal seorang diri di sebuah apartemen sederhana. Masyarakat di sekitar tempat tinggal Hana memiliki sifat individualis, mereka masa bodoh dengan keadaan di sekitar. Seperti terlihat ketika tetangga sebelah apartemen Hana mendatangi Hana dan memarahinya karena terganggu akan suara tangisan Ame yang tak kunjung berhenti.

Seperti terlihat pada kutipan berikut :

男 : 何時 思 黙 !

花 : 訳 ,

男 : 晩 晩 野郎!

花 : ント …”

(35)

Otoko : “Itsu dato omotenda tadaraseruyo!” Hana : “Moushiwake arimasen

Otoko : “Maiban maiban urusendayou ! baka yarou !” Hana : “Sumimasen hontou ni…”

Otoko : “Chi ! shitsuke gurai chantoshiro !”

Otoko : “Kau kira ini jam berapa ! Buat mereka tenang !” Hana : “Saya benar-benar minta maaf”

Otoko : “Kau terlalu berisik setiap malam ! dasar bodoh !” Hana : “Maafkan saya”

Otoko : “Cih. Setidaknya ajarkan mereka disiplin !”

Berbeda dengan ketika Hana memutuskan untuk pindah ke desa, masyarakat di desa tersebut sangat ramah, sifat gotong royong yang tinggi, bertegur sapa satu dengan yang lain ketika bertemu dan rasa kekeluargaaannya tinggi. Ini terlihat ketika Hana kesusahan untuk memulai bercocok tanam karena ini merupakan pengalaman pertama kalinya. Dengan senang hati beberapa warga desa membantunya dari mulai memilih bibit, mengolah tanah, hingga cara memanen. Ketika musim panen tiba pun mereka melakukan barter antara satu hasil panen dengan hasil panen yang lain. Tak hanya itu, mereka juga memberikan Hana beberapa obat tanaman dan pupuk untuk digunakan di kebun miliknya.

Seperti terlihat pada kutipan berikut :

(36)

Hana : “Kisu eki?” dihasilkan oleh produksi asap arang, ada b e b e r a p a k o t o r a n u n g g a s ju g a . Intrunsiknya ada di dalam kantong itu ” Hana : “Terimakasih banyak untuk semua ini” Nenek Doi : “Ah itu bukan apa-apa”

3.1.4.Tokoh dan penokohan

Tokoh utama adalah tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Bahkan, tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dari awal hingga akhir cerita. Berbeda dengan tokoh utama, tokoh pembantu adalah tokoh yang perannya hanya sebagai pendukung cerita tokoh utama. Tokoh utama dalam anime ini adalah tokoh ibu atau tokoh Hana. Karena dari awal hingga akhir cerita didominasi oleh keberadaan Hana baik sebagai pelaku kejadian atapun yang dikenai kejadian. Sedangkan tokoh pembantunya terdiri dari : manusia serigala, Ame, Yuki, Souhei, dan Pak Nirasaki.

(37)

a. Tokoh Utama 1. Hana

Penggambaran watak Hana yang terdapat dalam anime ini digambarkan memiliki beberapa sifat berikut ini :

a) Mandiri

Melalui metode telling yaitu karakterisasi melalui tuturan pengarang, Hana digambarkan sebagai sosok wanita yang mandiri, ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di pinggiran kota Tokyo. Kedua orang tua Hana sudah meninggal, hal inilah yang mendorong Hana hidup mandiri dengan mengandalkan uang beasiswa dan bekerja part time untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Seperti terlihat pada kutipan dibawah ini :

雪 :” 東 京 外 国立 大学 学生

. 授業料 奨学金 い生活費

ア イ ト 掛 持 工 面

い ”

Yuki : “Haha wa toukyou no hazure ni aru kokuritsu daigaku no gakusei deshita. Jyugyouryou ha shougakukin de makanai seikatsu hi wa arubaito

wo wakemochishite kumenshite imashita”.

Yuki : “Ibuku adalah mahasiswa di sebuah universitas nasional di pinggiran Tokyo. Dia membiayai kuliahnya dengan beasiswa, dan mengumpulkan uang untuk biaya hidupnya dengan mengambil b e b e r a p a p e k e r ja a n p a r u h w a k t u ” .

(38)

b)Tegar

Karakter Hana juga digambarkan sebagai sosok yang tegar, ketegarannya bisa dilihat pada saat menghadapi berbagai permasalahan yang datang karena kedua anaknya yang merupakan keturunan serigala. Tokoh Hana tersenyum apapun kondisinya di depan anak anaknya. Penggambaran karakter tegar dalam diri Hana dilakukan melalui metode telling yaitu penggunaan nama tokoh. Seperti terlihat pada kutipan berikut ini :

Ookami : “Doushite [hana]tte iu no?”

Hana : “Watashi ga umareta toki uchi niwa ni kosumosu ga saikiteita no ueta no jya nakute, sizen ni saita kosomosu. Sore wo mite tousan ga totsuzen omoi tsuitan datte hana no youni egao wo tayasanai ko ni tsodatsu younitte. Tsurai toki toka kurushi toki ni tori aezu demo muri ya rini demo waratte irutte. Soshitara taitei nori koerarerukarate”

Ookami : “Kenapa [Hana]?”

(39)

tersenyu m mesk ipun dala m keadaan susah, m e s k i p u n a k u m e m a k s a k a n d i r i u n t u k me la k u k a nn ya , k ar e na mu ng k in a k u b isa melewatinya jika ku melakukannya”

(06:42-07:10)

c) Keibuan

Karakter Hana digambarkan sebagai sosok yang keibuan. Hana harus merawat dan membesarkan dua anak keturunan serigala meskipun dia tidak mengetahui bagaimana cara membesarkan anak serigala. Hana mengajarkan berbagai hal yang dia ketahui melalui buku yang dipinjamnya di perpustakaan, apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan agar identitas asli mereka tidak diketahui oleh orang sekitar. Ini terlihat ketika Hana menasihati Yuki dan Ame agar tidak berubah secara tiba-tiba dihadapan orang dan juga tidak bersikap arogan kepada binatang lain. Hana dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang memberikan pengertian kepada kedua anaknya bagaimana mereka bersikap untuk tetap menjaga kerahasiaan jati diri mereka.

Penggambaran karakter keibuan dalam diri Hana menggunakan metode showing yaitu karakterisasi melalui dialog. Seperti terlihat pada kutipan di bawah ini :

花 : 雪 雨

い 私 秘密

雪 雨:

(40)
(41)

d)Pantang menyerah

Hana juga merupakan sosok yang pantang menyerah. Dibuktikan dengan beberapa hal, salah satunya ketika Hana memutuskan untuk pindah rumah di sebuah desa di kaki gunung bersama dengan Ame dan Yuki. Hana mencoba memulai berladang dengan memanam sayuran demi memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya itu. Hana yang tidak memiliki keahlian dalam berladang mengalami gagal panen berkali-kali karena tanamannya yang layu atau pun terkena hama. Namun ia tetap mencoba dan mencoba sampai akhirnya dapat menikmati hasil panen dari bertanamnya untuk pertama kali.

Melalui metode showing tokoh Hana digambarkan sebagai sosok yang pantang menyerah Seperti terlihat pada kutipan berikut :

雪 : Kaasaan.. Watashitachi korekara dou naru no?”

花 : Damene kasan motto benkyoushi

(42)

Yuki : Mama ! mama! Hana : Ada apa?”

Yuki : Tanamannya layu lagi”

Hana : Semuanya terkena hama, tidak mungkin…” Yuki : Mama, apa yang akan terjadi pada kita? Hana : Aku menyedihkan ya.. aku harus banyak

belajar lagi”.

(41:05-41:38)

b. Tokoh Pembantu

Keberadaan tokoh pembantu hanya sebagai pendukung tokoh utama dalam sebuah cerita. Ada empat tokoh tambahan dalam anime Ookami Kodomo no Ame to Yuki, berikut penjelasannya :

1. Manusia serigala

Pengarang anime ini tidak memberi nama pada tokoh manusia serigala. Manusia serigala inilah yang menikah dengan Hana dan memiliki dua orang anak keturunan manusia dan serigala bernama Ame dan Yuki. Suami Hana diceritakan merupakan manusia keturunan serigala Jepang yang dianggap sudah punah ratusan tahun yang lalu.

Beberapa sifat yang dimiliki oleh manusia serigala : a) Tekun

(43)

sepanjang hari. Meskipun ia hanya merupakan pegawai part time, namun semangatnya untuk menjadi lebih baik sangatlah tinggi, hal ini dibuktikan ketika ia diam diam mengikuti mata kuliah di universitas dimana Hana berkuliah. Ia hanya membawa sebuah buku catatan dan alat tulis, namun ia dengan sungguh-sungguh mencatat semua yang diajarkan saat kuliah berlangsung.

Seperti terlihat pada kutipan berikut :

雪 : 襟 伸 シ 着 教科書

持 ート そ

後 姿 学生 い

いい

Yuki : “Ei no nobita t-shitr wo kite kyoukasho mo motazu ni tada hitara noto wo toru. Sono ushiro sukata wa ta no gakusei towa maru de chigatteita to iimashita”.

Yuki : “Dia menggunakan T-shirt dengan kerah yang sangat longgar, tidak memiliki buku pelajaran ditangannya, dia bersungguh-sungguh mencatat dengan semua yang dimilikinya. Ibu bilang dia tampak sangat berbeda dengan orang lain di kelas”.

(02:38-02:49) b) Pendiam

(44)

sebenarnya akan terungkap. Ia mengikuti mata kuliah di kelas Hana secara diam-diam, rasa penasaran membuat Hana memberanikan diri untuk memulai obrolan namun tanggapannya tidak sesuai yang diharapkan Hana, ia hanya menjawab pertanyaan Hana dengan seperlunya saja.

Seperti terlihat pada kutipan di bawah ini :

花 : 出席票書い 出 い 出席

: 俺 学生 い.目障

来 い

Hana : “Kore shusekihyoukaite tasanai to syuseki jya naku narimasu dakara… ”.

Ookami : “Ore koko no gakusei jyanai.Mezaneri nara mou kowanai ”.

Hana : “Ini adalah kartu kehadiran, kamu akan dianggap absen apabila tidak mengisinya d a n m e n g e m b a l i k a n y a , j a d i … ” . Ookami : “Aku bukan mahasiswa disini, kalau aku

merusak pemandangan aku tidak akan muncul lagi”.

(03:16-03:24) 2. Yuki

Yuki adalah anak pertama dari Hana dan manusia serigala. Hana memberi nama Yuki karena ia lahir saat salju turun. Beberapa sifat yang dimiliki Yuki :

a) Pemberani

(45)

kucing persia), meskipun ia baru berumur 5 tahun. Tidak hanya itu, ketika Hana mengajak Ame dan Yuki untuk melatih insting berburunya di hutan, naluri berburu Yuki seakan terpanggil dan ia dapat menangkap beberapa hewan. Seperti terlihat pada kutipan di bawah ini :

花 : 雨! !?

Yuki : Mikeneko ! ookami no kuse ni jyakuchi ikara metsukerareten no

Yuki : Yuki nanka inoshishi ni datte makenai mon

Hana : Ame ! apa yang terjadi?

Yuki : Gara-gara kucing calico. Dia menjadi sasaran karena dia le mah mesk ipu n menjadi serigala

Hana : Ini hanya goresan, tidak apa apa”

Yuki : Dia tidak akan bertahan lama kalau dia seperti itu!”

Hana : Yuki

(46)

Yuki : Aku bahkan tidak akan kalah dengan babi hutan!

(37:55-38:12) b) Rasa keingintahuannya tinggi

Selain pemberani, Yuki juga digambarkan memiliki watak rasa keingintahuannya tinggi. Dibuktikan ketika ibu nya berbincang bincang bersama dengan para tetangga yang seumuran membahas mengenai pekerjaan dan lain sebagainya. Saat itu Yuki tidak sengaja mendengar tentang taman kanak-kanak dan dia pun dibuat penasaran. Malam harinya ia lalu bertanya kepada ibunya mengenai apa itu taman kanak-kanak. Seperti terlihat dalam kutipan di bawah ini :

Yuki : “Taman kanak-kanak tempat seperti apa? Kenapa aku atau ame tidak masuk taman kanak-kanak?

Hana : “ya..itu karena...”

Yuki : “Aku juga mau masuk taman kanak-kanak! Hana : “kamu tidak bisa

(47)

c) Selalu membantu Hana

Yuki dalam anime ini juga digambarkan memiliki sifat yang lincah. Ia selalu bergerak kesana kemari dan seperti tidak memiliki rasa lelah. Ia selalu memiliki energi lebih untuk membantu Hana seperti saat kepindahan mereka ke desa dan Hana memutuskan untuk berhemat dengan berlajar bercocok tanam memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumah mereka, Yuki tanpa diminta tolong oleh Hana selalu membantu kapan pun Hana membutuhkan bantuan. Seperti terlihat dalam kutipan berikut ini :

花 : 節約 い

雪: ?

花 : 野菜 い作 い

雪: 雪 作 !

Yuki : “ Korekara wa narubeku setsuyakushinai to” Hana : “Setsuyaku?”

Yuki : “Semete yasai gurai tsukureru youni naranai to natte omottene”

Hana : “Yuki mo tsukuru ! ”

Yuki : “ Lebih baik menjadi sehemat mungkin mulai dari sekarang

Hana : “Hemat?

Yuki : “Menurutku setidaknya kita harus menanam sayuran kita sendiri

Hana : “Akan ku bantu!

(48)

3. Ame

Ame memiliki adik bernama Yuki. Nama Yuki memiliki arti hujan, karena ia lahir saat hujan turun. Ame digambarkan memiliki watak yang berbanding terbalik dengan Yuki.

Beberapa sifat yang dimiliki Ame : a) Lemah

Dalam anime ini Ame digambarkan memiliki sifat yang lemah buktinya ketika mereka memutuskan untuk pindah rumah di sebuah desa di kaki gunung. Suatu hari Ame di serang oleh seekor kucing calico, ia hanya bisa pasrah dan tak bisa melawan karena dia lemah. Untungnya Yuki melihat dan segera membantu Ame.

Seperti terlihat pada kutipan berikut ini :

花 : 雨! !?

Yuki : Mikeneko ! ookami no kuse ni jyakuchi ikara metsukerareten no

Hana : Kasuri mazu yo. Nan to mo nai Yuki : Sonna jya ikite ikenai yo! Hana : Yuki

(49)

Hana : Daijyobu daijyobu

Yuki : Yuki nanka inoshishi ni datte makenai mon

Hana : Ame ! apa yang terjadi?

Yuki : Gara-gara kucing calico. Dia menjadi sasaran karena dia lemah meskipun menjadi serigala

Hana : Ini hanya goresan, tidak apa apa”

Yuki : Dia tidak akan bertahan lama kalau dia seperti itu!”

Hana : Yuki

Ame : Beritahu aku kalau baik baik saja Hana : Tidak apa-apa, semuanya baik baik saja Yuki : Aku bahkan tidak akan kalah dengan babi

hutan!

(37:55-38:12) b) Teguh pada prinsip

(50)

Ame tidak mau pergi ke sekolah untuk belajar bagaimana cara berinteraksi dengan manusia, ia lebih memilih ke hutan untuk belajar megenal dan mengendalikan alam bersama dengan gurunya, seekor rubah hutan. Hana dan Yuki berusaha untuk membujuk Ame agar bisa belajar bagaimana menjadi seorang manusia seperti mereka berdua, namun Ame tetap pada pendirannya meskipun dengan resiko yang teramat berat yaitu meninggalkan ibu dan kakanya. Naluri hewannya terpanggil untuk menggantikan posisi rubah hutan yang selama ini mengemban tugas menjaga keseimbangan hutan. Seperti terihat pada kutipan berikut :

花: 雨! 行 !

(51)

Hana : “Ame ! dari mana saja kamu !” perkenalannya Souhei membuat Yuki merasa tidak nyaman karena dia menganggap bahwa Yuki memiliki bau seperti bulu. Seperti terlihat dalam kutipan di bawah ini :

草平: 前 家犬飼 い?

Souhei : “ Nanika.. kemonokusai kara” Yuki : “Kattenai yo”

Souhei : “ Are? Okashinaa.. zettau soudatto omotta noni”

(52)

Beberapa sifat yang dimiliki Souhei : a) Supel

Souhei dalam anime ini digambarkan memiliki watak yang supel. Meskipun ia merupakan murid baru pindahan dari sekolah lain, ia mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan teman barunya di sekolah. Tak butuh waktu lama untuk Souhei mendapatkan teman baru Hal tersebut terlihat pada kutipan dibawah ini :

雪の友達 : あっ雪ち ん雪ち ん 来なよ草

平くん面白いよ

Teman Yuki : “A Yuki chan, Yuki chan morainayo. S o u h e i k u n o m o s h i r o i y o ” Teman Yuki : “Yuki, ayo bermain dengan kami,

Souhei benar-benar menyenangkan” ( 1 : 0 9 : 1 8 ) b) Tenggang rasa

Selain memiliki watak yang supel, dalam anime ini Souhei juga digambarkan memiliki sifat tenggang rasa yang tinggi. Terbukti ketika

(53)

membawakan makanan dan memastikan bahwa Yuki baik-baik saja. Terlihat pada kutipan dibawah ini :

花 : 遠 .. 日来

草平 : 雪 学校 来 イ

Hana : Tookatta deshou… mainichi kite kurete arigatou

Souhei : Yuki ga gakkou ni konakattar iya dashi H a na : T e mp a t in i sa ng a t ja u h iya k a n ?

T e r i ma k a s i h s u d a h d a t a n g k e s i n i setiap hari“

Souhei : Aku tidak ingin Yuki berhenti datang ke sekolah

(1:15:45-1:15:55)

3.2. Analisis Konflik Batin Tokoh Utama

Konflik batin timbul karena adanya dua gagasan atau lebih atau keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku. Konflik batin yang dialami Hana pada anime Ookami Kodomo no Ame to Yuki antara lain :

3.2.1. Konflik Mendekat-Mendekat

(54)

1. Pada saat melahirkan Yuki tanpa bantuan dokter atau bidan. Hana jatuh cinta pada pandangan pertama kepada manusia serigala. Si manusia serigala yang saat itu secara diam-diam mengikuti kelas yang sama tanpa membawa buku pelajaran, menggenakan kaos berkerah longgar dan sibuk mencatat segalanya di buku tulis yang dia bawa mampu menarik perhatian Hana dengan sikapnya yang tertutup dan tidak seperti laki-laki pada umumnya. Dia bersikap tertutup karena statusnya sebagai manusia keturunan serigala dan tidak ingin orang lain mengetahui siapa dia sebenarnya.

(55)

Keputusan melahirkan si cabang bayi tanpa bantuan dokter atau bidan termasuk dalam konflik mendekat-mendekat karena Hana memiliki tujuan untuk melahirkan Yuki dengan dua kebutuhan yaitu menutupi jati diri sang suami yang merupakan manusia serigala dan tidak ingin mengejutkan dokter atau tenaga medis akan isi perutnya yang bisa saja berbentuk seperti seekor serigala. Sehingga ia memutuskan untuk melahirkan dengan bantuan sang suami di apartemen miliknya.

Seperti terlihat pada kutipan berikut ini :

雪: そ 小 ア ート 私 産 . jyousanshi san ni mo onegaisezu jibun tachi dake de moshi ookami no sugata mo kodomo ga umareta shimattara oisya san tachi wo bikkurisasete simau t o h a h a g a s i n p a i s h i t a k a r a d e s u . ” Yuki : “Ibu melahirkanku di apartemen kecil, saat itu

sedang turun salju. Mereka tidak pergi ke rumah sakit atau menyewa bidan. Mereka mengurusnya sendiri. Ibu ku sangat khawatir akan mengejutkan sang dokter akan isi perutnya dengan kemungkinan ia melahirkan seorang anak yang tampak seperti seekor serigala ”

(56)

Keputusan melahirkan Yuki tanpa bantuan dokter atau bidan

Gambar 3.8. Hana melahirkan Yuki dengan bantuan suami

2. Pada saat Yuki sakit Hana kebingungan membawa Yuki ke dokter hewan atau ke dokter anak

Anak pertama mereka bernama Yuki yang memiliki arti salju karena dia lahir bersamaan dengan turunnya salju. Yuki termasuk anak yang aktif dan lincah, dia senang bergerak kesana kemari dan mencoba hal-hal baru yang belum diketahuinya. Suatu hari, Yuki tidak sengaja menelan pengering pakaian di dapur yang dia kira adalah makanan. Seketika itu Yuki langsung muntah-muntah. Melihat Yuki

Menutupi jati diri sang suami

(57)

lemas tak berdaya, Hana langsung memberikan pertolongan pertama dengan membawanya ke rumah sakit atau pun klinik terdekat.

Sesampainya di sana, Hana kebingungan akan membawa Yuki ke klinik mana, klinik untuk anak-anak atau klinik untuk hewan karena Yuki sebenarnya adalah anak keturunan serigala. Kebingungan yang dialami Hana tidak berlangsung lama, dia lebih memilih untuk berkonsultasi dengan dokter akan keadaan Yuki melalui telfon dan memastikan bahwa keadaan Yuki baik baik saja.

Konflik yang dialami Hana ketika Yuki sakit termasuk dalam konflik mendekat-mendekat. Dua kebutuhan yang ia miliki yaitu ingin menolong yuki secepatnya dan tetap menjaga rahasia mengenai Yuki yang sebenarnya agar tidak diketahui oleh orang lain. Langkah yang diambil Hana untuk memenuhi dua kebutuhan itu adalah berkonsultasi dengan dokter mengenai keadaan Yuki melalui telfon.

Seperti terlihat pada kutipan saat Hana menelfon dokter di bawah ini :

花 : 子供 誤 乾燥剤 食 い .

歳児 , 吐 . 血 混

い . シ 書 い

~危険 ? 食欲 ?

(58)

Hana : “Kodomo ga ayamatte kansouzai wo tabete shimaimashite. Nisai ji desu. Ee.. hakimashita. Chi wa majittenai desu. Sirikagerutte kaite arimasu. Ano… kiken na mono dewa..? e? shokuyoku desuka?”

Yuki : “Onaka suita

Hana : “Anakku tidak sengaja memakan pengering pakaian, dia berumur dua tahun. Iya, dia muntah. Tidak ada darah campuran. Namanya silica gel. um.. apakah i t u b e r b a h a y a ? H u h ? S e l e r a m a k a n ? ” Yuki : “Aku lapar !”

(25:05-25:42) Konflik Mendekat-Mendekat yang dialami Hana pada saat Yuki sakit dan Hana kebingungan membawa Yuki ke dokter hewan atau dokter anak dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini :

Gambar 3.9. Hana menelfon dokter menanyakan keadaan Yuki

Berkonsultasi mengenai keadaan Yuki dengan dokter lewat telfon

Menolong Yuki secepatnya

(59)

3. Pada saat keberadaan Ame dan Yuki terancam ketahuan, mereka berdua tidak memiliki kebebasan seperti anak pada umumnya, lalu Hana memutuskan untuk pindah ke desa.

Hana dan kedua anaknya tinggal di sebuah apartemen sederhana, dia terpaksa berhenti kuliah dan bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya. Tabungan yang ditinggalkan sang suami hanya dapat dipakai untuk kebutuhan jangka pendek mereka bertiga. Tidak ada seorang pun yang mengetahui bahwa suaminya adalah keturunan manusia serigala, begitu pula kedua anak mereka yang mewarisi darah sang suami. Maka dari itu, dia berusaha sebisa mungkin untuk menutupi jati diri asli kedua anaknya tidak diketahui oleh orang-orang disekitar dengan tujuan agar dia dan kedua anaknya dapat menjalani hidup sebagaimana orang pada umumnya.

Menutupi identitas asli kedua orang anaknya begitu sulit sepeninggal sang suami dan dia sendiri juga tidak mengetahui bagaimana cara membesarkan dan merawat anak serigala. Hana merawat Yuki dan Ame dengan cara yang dia ketahui dari buku-buku yang dipinjamnya dari perpustakaan.

(60)

memeperlihatkan wujud serigalanya di depan umum karena seorang pengunjung membawa anjing. Hal itu membuat Hana kaget dan seketika itu dia merasa cemas dan takut yang luar biasa. Tidak hanya itu, terkadang di pertengahan malam, Ame terbangun dan menangis tanpa ada sebabnya. Hal itu membuat tetangga di apartemen Hana terganggu dan memarahi Hana.

Konflik batin saat pada saat keberadaan Ame dan Yuki terancam ketahuan, mereka berdua tidak memiliki kebebasan seperti anak pada umumnya, lalu Hana memutuskan untuk pindah ke desa terlihat pada kutipan berikut ini :

男 : 何時 思 黙 !

花 : 訳 ,

男 : 晩 晩 野郎!

花 : ント …”

男 : !躾 い !

Otoko : “Itsu dato omotenda tadaraseruyo!” Hana : “Moushiwake arimasen

Otoko : “Maiban maiban urusendayou ! baka yarou !” Hana : “Sumimasen hontou ni…”

Otoko : “Chi ! shitsuke gurai chantoshiro !”

Otoko : “Kau kira ini jam berapa ! Buat mereka tenang !” Hana : “Saya benar-benar minta maaf”

Otoko: “Kau terlalu berisik setiap malam ! dasar bodoh !” Hana: “Maafkan saya”

Otoko : “Cih. Setidaknya ajarkan mereka disiplin !”

(27:04-27:14)

(61)

Hana tinggal menegur dan memarahi Hana karena peraturan dari pihak pengelola tidak boleh memiliki dan memelihara hewan di dalam apartemen.

Seperti terlihat pada kutipan dibawah ini :

女 : ア ー ト ト 禁 止 契 約 書

(62)

dan Ame, namun Hana tidak memperbolehkan. Seperti terlihat pada kutipan berikut ini :

男 : .. 子

Onna : “Shirabemashitara goshitei tomo teikeikenshin ya yo bouseshu ichido mo ukete oraremasen utagawarete mo syouganain deshou !” Hana : “kaette kudasai !”

Otoko : “Benar, kami sangat cemas dengan anak anda”

Hana : “Apa yang anda bicarakan?”

Onna : “Kami mengecek dan menemukan bahwa kedua anak itu tidak pernah cek up atau pun vaksinasi bukan? “

(63)

Onna : “Kalau begitu, bolehkah kami melihat mereka?”

Hana : “Bukan, itu..”

Otoko : “Hanya sebentar saja. Kami ingin melihat apakah anda berbicara yang sebenarnya” Hana : “Maaf.. tidak bisa”

Onna : “Kalau begini anda bisa dicurigi pelecehan anak dan kelalaian!”

Hana : “Tolong pergi !” (28:06-28:30)

Hana mulai berpikir dan mencari solusi apa yang bagus untuk kenyamanan mereka agar tidak ada orang yang tahu bahwa anaknya adalah anak keturunan serigala dan memberikan mereka kebebasan yang sama seperti anak pada umumnya, tiba-tiba dia teringat akan sebuah foto gunung yang dia dapatkan dari sang suami dan memutuskan untuk membeli rumah di sebuah desa di kaki gunung dan menetap disana.

(64)

Konflik Mendekat-Mendekat yang dialami Hana pada saat keberadaan Ame dan Yuki terancam diketahui oleh orang lain dapat digambarkan melalui bagan berikut ini :

Gambar 3.10. Rumah Hana di desa

3.2.2 Konflik Menghindari-Menghindari

Konflik menghindari-menghindari (avoidence-avoidence conflict) konflik ini terjadi apabila disaat yang bersamaan harus memilih salah satu diantara dua yang bersifat negatif atau tidak

Berpindah ke desa

Memberikan kebebasan kepada Ame dan Yuki untuk

memilih menjadi manusia atau serigala Menutupi jati diri

Ame dan Yuki agar tidak diketahui oleh

(65)

menyenangkan. Konflik menghindari-menghindari yang dialami Hana dalam anime ini terjadi pada peristiwa berikut ini :

1. Membawa jasad suaminya ke rumah atau membiarkannya dibawa oleh petugas kebersihan ketika suaminya meninggal di gorong-gorong.

Hana melahirkan anak kedua ketika hujan turun dan memberi nama Ame. Setelah Ame lahir, tiba-tiba suami Hana pergi tanpa pamit dan tidak kunjung kembali, dia hanya meninggalkan dua kantong berisi keperluan sehari-hari dan dompet berada di dalamnya. Hana pun cemas dan khawatir, dengan membawa Ame dan Yuki dia mulai mencari keberadaan sang suami di tengah hujan lebat. Ketika melewati jembatan, dia melihat orang-orang berkumpul dan berkerumun di sekitar drainase. Betapa terkejutnya ketika dia melihat ada seekor serigala yang terbujur kaku ditengah aliran drainase, seketika itu dia pun berlari dan menghampiri pegawai kebersihan yang sedang berusaha mengangkat jasad suaminya.

(66)

wujud serigala. Saat Hana menemukan jasadnya yang terbujur kaku dalam bentuk serigala petugas kebersihan sedang mencoba untuk mengangkatnya ke dalam bak pembuangan sampah dan banyak orang berkerumun di sekitar gorong-gorong untuk melihat kejadian tersebut.

Menemukan jasad suaminya yang meninggal di gorong-gorong merupakan konflik menghindari-menghindari karena Hana harus memilih salah satu diantara dua yang bersifat negatif. Dua hal yang bersifat negatif atau tidak menyenangkan yang harus dipilih Hana yaitu membawa pulang jasad manusia serigala dengan resiko ia akan dicurigai oleh orang lain, atau membiarkan jasad suaminya diangkut dan dibuang begitu saja oleh petugas kebersihan. Dia akhirnya lebih memilih untuk membiarkan jasad suaminya dibawa oleh petugas kebersihan karena takut akan respon orang-orang sekitar yang memandang dirinya aneh menangisi kematian seekor serigala.

Seperti terlihat pada kutipan berikut ini :

雪 : 突然父 姿 見 . そ 日父

何 考 い 分 赤 坊 狩 本 能 働 い

産 後 滋 養

食 ”

(67)

honnou ga hataraita no kamo shiremasenshi. Sango sugu no haha ni jyou no arumono wo tabesaseta katta no kamoshiremasen

Yuki : “Tiba-tiba ayahku menghilang begitu saja. tidak ada yang tahu apa yang terlintas dalam benaknya pada hari itu. Insting alami berburu untuk anaknya mungkin yang terlintas dibenaknya, atau mungkin ia ingin memberikan ibu ku makanan, yang baru saja melahirkan seeorang anak ”

(18:48-20:52) Konflik Menghindari-Menghindari yang dialami Hana pada saat menemukan jasad suaminya yang meniggal di gorong-gorong dapat digambarkan melalui bagan dibawah ini :

Gambar 3.11. gambar manusia serigala meninggal di gorong-gorong

Menemukan jasad suaminya meninggal di gorong-gorong

Merelakan jasad suami dibawa oleh petugas kebersihan dengan resiko Hana tidak bisa memberikan

penghormatan terakhir Membawa jasadnya

(68)

2. Keinginan Ame untuk menjadi seekor serigala

Hana yang memilih manusia serigala menjadi suaminya sudah tahu betul resiko apa yang akan dia dapatkan, terutama masalah kehidupan kedua anaknya, Ame dan Yuki. Sepeninggal sang suami dia harus berjuang merawat dan membesarkan keduanya sendirian, meskipun ia tidak mengetahui caranya. Hana menyesal tidak bertanya terlebih dahulu kepada sang suami bagaimana dulu dia dibesarkan, sekarang ia hanya dapat melakukan apa yang ia ketahui dari membaca buku.

(69)

keputusannya setelah kejadian ia hampir hanyut ketika mencoba menangkap seekor burung di sungai.

Hana sebagai orang tua mereka sebenarnya memberi kebebasan kepada keduanya untuk menjadi apa, namun ketika ia pindah ke desa dan menemukan kebahagiaan ia menganggap bahwa menjadi manusia adalah pilihan yang tepat untuk mereka. Namun disisi lain, Ame tidak menginginkan menjadi seperti Hana dan Yuki. Hana berada di situasi yang sulit, merelakan Ame pergi ke hutan dan menjadi serigala atau melihat Ame merasa terbebani ketika ia menjadi manusia. Lama-kelamaan Hana paham akan keinginan Ame dan merelakannya menjadi seekor serigala meskipun ia sebetulnya merasa berat.

(70)

花: 雨! 行 ! tabun mo sugu shinu. Ima made sensei ga shite kita koto no kawari wo dare ka ga shinakya naranai.

Hana : “Ame ! mou yama ni okonacha dame ! ii? Anata wa mada jyu sai nano ! kodomo na no ! tatoe ookami jyu sai ga jyubun na oto na demo anata wa…. Onengai… mou yama e wa ikanai de. Okaasan no.. onengai.

(71)

Gambar 3.12. gambar saat Hana meyakinkan Ame untuk memilih menjadi manusia

3.2.3. Konflik Mendekat- Menghindari

Konflik mendekat-menghindari (approach avoidance conflict) konflik ini terjadi apabila dalam waktu yang sama timbul dua pilihan, pilihannya berupa pilihan yang negatif dan positif namun harus memilih satu diantara kedua pilihan tersebut.

Konflik Mendekat- Menghindari yang dialami tokoh Hana pada anime ini terjadi pada beberapa peristiwa berikut ini :

Keinginan Ame menjadi seekor serigala

Memaksa Ame untuk menjadi seorang manusia namun Ame merasa

tidak bahagia Mengijinkan Ame

menjadi seekor serigala tapi Hana

(72)

1. Yuki ingin masuk ke sekolah.

Yuki tidak sengaja mendengar percakapan ibunya dan tetangga rumah mereka mengenai taman kanak-kanak dan dia langsung meminta ke ibunya untuk memperbolehkannya pergi bersekolah di taman kanak-kanak. Awalnya Hana menolak, namun Yuki tetap bersikeras untuk pergi bersekolah dan berjanji akan bersikap sebagaimana manusia biasa, tidak berubah menjadi serigala secara tiba-tiba di depan umum atau pun membuat masalah dengan temannya.

雪: 保育園 所?何 雪 雨 aku atau ame tidak masuk taman kanak-kanak? Hana : “ya..itu karena...”

Yuki : “Aku juga mau masuk taman kanak-kanak!” Hana : “kamu tidak bisa

Yuki : “aku mau ! aku mau!”

(73)

Keinginan Yuki untuk masuk sekolah menjadi konflik batin bagi Hana. Hana ingin sekali mengizinkan Yuki untuk masuk ke taman kanak-kanak agar bisa belajar dan berinteraksi dengan orang lain. Tetapi, dilain pihak Hana merasa khawatir apabila ia mengizinkan Yuki masuk taman kanak-kanak, Yuki tidak akan bisa mengontrol dirinya dan berubah menjadi serigala secara tiba-tiba dhadapan banyak orang.

Konflik yang dialami Hana disebut dengan konflik mendekat-menghindar karena Hana harus memilih salah satu dari dua pilihan yang sifatnya negatif dan positif. Langkah yang diambil Hana untuk menyelesaikan konflik batin yang dialaminya dengan memilih untuk mengizinkan Yuki ke sekolah dengan catatan bahwa Yuki tidak boleh secara tiba-tiba merubah wujudnya menjadi serigala di depan umum. Hana pun memberi Yuki sebuah mantra untuk meredam amarah Yuki.

(74)
(75)

Gambar 3.13. gambar pada saat Hana mengantarkan Yuki ke sekolah untuk pertama kali

2. Bekerja di kota dengan jarak tempuh yang jauh atau belajar bercocok tanam untuk mendapatkan penghasilan.

Hana memutuskan untuk berhenti kuliah dan mengambil pekerjaan part time ketika suaminya meninggal untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya. Suatu hari, Hana membeli rumah disebuah desa di kaki gunung dan pindah kesana. Namun, tabungan yang dia miliki semakin menipis dan dia tidak tahu pekerjaan yang harus dia ambil karena jarak dari desa ke kota memerlukan waktu tempuh 5 jam. Dia berpikir untuk menanam sayuran di sekitar rumahnya untuk memenuhi kebutuhan hidup dia dan kedua anaknya. Langkah pertama yang dilakukan adalah membaca buku mengenai cara bercocok tanam karena dia sama sekali belum pernah melakukan bercocok tanam sebelumnya.

Seperti terlihat pada kutipan berikut ini :

花 : 節約 い

雪: ?

(76)

雪: 雪 作 !

Yuki : “ Korekara wa narubeku setsuyakushinai to” Hana : “Setsuyaku?” Percobaan pertama dan kedua yang dilakukan Hana dibantu kedua anaknya gagal panen, karena tanaman mereka layu dan diserang hama. Pak Nirasaki diam-diam memperhatikan keseharian Hana terutama tentang cara bercocok tanam yang dia lakukan. Pak Nirasaki adalah salah satu sesepuh warga di desa itu, kepiawaiannya tentang bercocok tanam tidak perlu diragukan lagi dan dia ingin membantu mengarahkan Hana cara bercocok tanam yang baik. Tak hanya pak Nirasaki, beberapa warga sekitar pun turut mengajarkan Hana berbagai hal mengenai bercocok tanam. Setelah mengolah tanah, menanam bibit, dan memberi pupuk akhirnya Hana dapat menikmati hasil panen kebunnya sendiri.

Seperti terlihat pada kutipan dibawah ini : 男 : 育

Gambar

Gambar 3.1. Hana melahirkan Yuki di apartemen tanpa  bantuan dokter atau bidan.
Gambar 3.2. Hana belajar membesarkan anak serigala  melalui buku
Gambar 3.3. Hana yang kebingungan akan membawa   Yuki ke  dokter hewan atau dokter anak
Gambar 3.4. Apartemen tempat Hana tinggal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi atau non fiksi.Latar waktu mengacu pada hari, tanggal,

Pada penelitian ini, dibutuhkan unsur-unsur naratif film yang meliputi elemen ruang, elemen waktu, permasalahan dan konflik, pelaku cerita, dan tujuan sebagai informasi

Latar adalah salah satu unsur struktur cerita yang berhubungan dengan tempat, keadaan, dan waktu terjadinya pristiwa dalam sebuah cerita meliputi latar tempat, latar waktu